Apa yang ada di pikiran kita ketika mendengar
kata seks dan seksualitas? Sebagian pasti berpikiran tentang perilaku
seksual, atau mungkin sebagian orang lagi akan berpikiran tentang
hubungan seksual. Bagi orang yang belum memahami apa itu seksualitas,
pasti akan berpikiran ngeres dan tabu mengenai seksualitas. Tetapi
sebenarnya, seksualitas tidak selalu berhubungan dengan perilaku seksual
atau hubungan seksual. Tidak semua hal yang berhubungan dengan
seksualitas bersifat negatif. Justru dengan mengetahui lebih mendalam
mengenai seksualitas, kita dapat terhindar dari hal-hal yang menyesatkan
dan bersifat negatif.
Kesehatan seksual didefinisikan sebagai
keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang
berkaitan dengan seksualitas. Kesehatan seksual memerlukan adanya
penghargaan terhadap seksualitas seseorang, termasuk dalam hal merasakan
kenikmatan seksual dan hubungan seks yang aman tanpa paksaan dan
kekerasan. Jadi seseorang bisa bilang bahwa dirinya sehat seksual jika
bisa memilih pasangan seksual, merasakan kenikmatan seksual, dan
terbebas dari risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan infeksi
menular seksual, dan bebas dari segala paksaan dan kekerasan. Sedangkan
kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara
fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari
penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem
reproduksi, fungsi dan prosesnya. Jadi seseorang merasa sehat reproduksi
jika organ reproduksinya mampu berfungsi dengan baik, bisa menentukan
apakah mau memiliki anak, jumlah anak dan jarak antar anak, serta
memilih alat kontrasepsi yang diinginkan tanpa adanya paksaan.
Masa-masa remaja adalah masa yang penuh masa
yang labil, karena di saat inilah terjadi perubahan yang drastis pada :
Organ / alat reproduksi dan permasalahan diseputarnya, pubertas pada
remaja, kehamilan, perilaku seksual remaja, kehamilan tak Diinginkan
pada remaja, aborsi di kalangan remaja, dan IMS & HIV/AIDS
Fakta Dan Mitos Kesehatan Seksualitas Remaja
Mitos: Melakukan seks saat dewasa itu malu-maluin dan tidak gaul.
Fakta: Justru kamu perlu mempertahankan
abstinensia (bertahan untuk tidak melakukan) terhadap seks bebas sampai
hubungan kamu sah secara hukum dan agama.
Mitos: Laki-laki selalu siap untuk melakukan hubungan seksual.
Fakta: Tidak benar! Walaupun
pikiran laki-laki rentan terhadap “seks”, namun streotipe ini tidak
benar. Faktanya 2 dari 3 laki-laki lebih menginginkan hubungan atau
relasi yang baik dibandingkan hanya semata-mata seks. Jadi, kita pun
perlu menjaga diri dengan baik.
Mitos: Perempuan tidak pernah menekan laki-laki untuk melakukan hubungan seksual.
Fakta: Memang, seperti yang kita baca di
harian atau surat kabar, seringkali ada pria yang memaksa hubungan seks
pada perempuan. Namun perempuan pun memiliki ketertarikan seksual juga
dan tidak menutup kemungkinan untuk sebaliknya.
Mitos: Saya tidak akan hamil pada hubungan seks pertama.
Fakta: Jika kamu sedang dalam masa ovulasi,
sebenarnya tidak ada hubungannya entah hubungan ke berapapun, kamu tetap
bisa hamil. Kehamilan terjadi ketika sel sperma bertemu dengan sel
telur. Jadi walaupun kali pertama, sel sperma tetap memiliki peluang
bertemu bila sel telur berovulasi. Bisa baca selengkapnya DiSini.
Sekali lagi peran orang tua merupakan gerbang utama dari upaya mengontrol hal tersebut selain lembaga pendidikan, sosial dan keagamaan lainnya
Sekali lagi peran orang tua merupakan gerbang utama dari upaya mengontrol hal tersebut selain lembaga pendidikan, sosial dan keagamaan lainnya
0 komentar:
Posting Komentar